Seorang siswa jurusan Teknik Audio Video (TAV) SMK Negeri 1 Pundong, Kabupaten Bantul, menciptakan alat pendeteksi gerakan tanah.
Alat tersebut dirancang untuk mendeteksi ancaman bencana tanah longsor.
Alat yang kemudian dinamakan sirine longsor itu, dibuat oleh Agus Prakoso, siswa kelas XII SMKN 1 Pundong, dibantu oleh guru pembimbing, bernama Sumarwan.
Agus menjelaskan, alat pendeteksi gerakan tanah buatannya itu, didesain dengan sistem makro. Menggunakan komponen yang sangat sederhana.
"Sehingga ketika terjadi trouble, alat sederhana ini sangat mudah untuk diperbaiki," kata dia, Rabu (23/10/2019)
Alat pendeteksi gerakan tanah yang masuk dalam program teknologi tepat guna itu, oleh SMKN 1 Pundong, kemudian disumbangkan kepada masyarakat dipadukan Blali, Desa Seloharjo, Pundong.
Dipasang disebuah tebing, diharapkan dapat membantu masyarakat, mengantisipasi ancaman bencana tanah longsor.
Diterangkan Agus, komponen alat pendeteksi gerakan tanah memanfaatkan panel tenaga surya untuk menangkap daya.
Panas dari matahari, oleh panel, kemudian diolah masuk kedalam aki.
Aki terhubung dengan potensio meter dan dua sensor.
"Alat secara otomatis akan berbunyi pelan, selama 8 menit. Ini warning pertama," jelas dia.
Ketika tanah terus mengalami pergerakan, membentuk rekahan kurang lebih 50 centimeter. Maka sensor kedua akan aktif. Sirine secara otomatis akan berbunyi dengan suara yang lebih keras dan cepat.
"Ini tanda bahaya. Warga diminta segera berkemas untuk menjauhi tebing. Karena rekahan tanah lebih dari 50 centimeter dimungkinkan akan terjadi longsor," urai dia.
Agus membuat alat deteksi longsor selama sebulan. Ia mengaku membuat alat tersebut karena termotivasi untuk dapat mengurangi korban dari bencana tanah longsor.
"Apalagi Bantul kan potensi longsor cukup tinggi," tuturnya.
Kepala sekolah SMKN 1 Pundong, Sutapa mengatakan, cukup bangga dengan kreatifitas dan inovasi dari siswanya. Alat deteksi tanah longsor, menurut dia, merupakan alat kedua.
Setelah sebelumnya, siswa SMKN 1 Pundong, pada tahun lalu juga pernah merancang alat deteksi banjir.
Sebagai ujicoba, alat deteksi bencana karya SMKN 1 Pundong itu dipasang di Padukuhan Blali, Desa Seloharjo Pundong.
Pasalnya, didaerah tersebut merupakan kawasan perbukitan sehingga sangat rawan terjadi bencana tanah longsor. Apalagi letaknya dekat dengan pemukiman
"Kita sengaja pasang disini. Karena disini wilayah perbukitan dan dengan pemukiman warga. Rawan terjadi longsor sehingga prioritas keselamatan warga yang kita utamakan," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengaku mengapresiasi dengan kreativitas dan inovasi luar biasa yang telah diciptakan siswa SMKN 1 Pundong.
Ia berharap, alat tersebut terus disempurnakan. Sehingga menjadi alat dengan standarisasi khusus, sebagai deteksi dini bencana longsor hasil karya pelajar Bantul.
"Bantul merupakan daerah dengan potensi bencana cukup tinggi. Kami siap mendorong dan bekerjasama dengan SMK negeri 1 Pundong untuk pengembangan alat tersebut," ujar dia.(TRIBUNJOGJA.COM)
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!